Batu Nisan



Kakek Paijo sudah lebih dari 35 tahun bekerja sebagai pembuat bati nisan. Warga didesanya mengenalnya sebagai orang yang arif dan supel. Ia tinggal disebuah gubuk yang sangat sederhana.
'TOKK.. TOKK.. TOKK..' terdengar suara ketukan pintu. 'TOKK.. TOKK.. TOKK..' terdengar lagi ketukan itu yang semakin keras. ''Ya,tunggu.. Siapa ya?'' tanya Kek Paijo yang seraya bangkit dari kasurnya sambil mengucek2 mata. ''Siapa sih malam2 gini yang datang'' katanya lagi dengan pelan sambil melihat jam dinding yang sudah menunjukkan angka 11 malam.

'KREKK..' dibukanya pintu. Matanya yang sudah rabun hanya bisa melihat samar2 dua orang,pria dan wanita berdiri tepat dihadapannya. ''Ada apa ya nak?'' tanyanya yang melihat kedua orang itu yang tampak lesu . ''Tolong perbaiki kek'' pinta si pria sambil memberikan dua buah batu nisan yang kelihatannya sudah usang dimakan waktu.

Kek Paijo terdiam sejenak sambil melihat kedua nisan itu. ''Kenapa harus diperbaiki?'' tanyanya heran. ''Kami mau dipercantik aja kek'' jawab mereka serentak. ''Jadi nisan ini kalian ambil dari kuburan? Emang kalian siapanya?'' tanya kakek sambil memegang nisan2 itu. ''Kami keluarganya kek. Oya,harus selesai sebelum matahari terbit ya kek'' jawab pria itu. ''Apa?? Kakek gak punya waktu yang sesingkat itu'' katanya terkejut. ''Tolonglah kek,berapapun biayanya pasti kami kasi'' pinta si wanita. Kek Paijo pun terdiam. ''Baiklah,jam 6 pagi kalian datang lagi kesini'' sahutnya. ''Makasi ya kek'' jawab mereka. Lalu mereka berdua pun pergi tanpa pamit.

Sepanjang malam Kek Paijo sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk memperbaiki kedua nisan yang terlihat kumal itu. Sesekali diperhatikannya­ tulisan yang melekat dibatu nisan yang sudah berusia kurang lebih 10 tahun itu. Sesekali ia kekamar mandi. Dan tiba2,cat baru yang sudah melekat seketika hilang,kembali kebentuk semula.

Ia pun heran,seolah tidak percaya. Dilihatnya lagi dekat,memang benar,nisan itu seperti tidak pernah tersentuh sekalipun olehnya. Dicatnya lagi. Cat itu pun pelan2 luntur dan hilang.
''Oh Tuhan.. Apa ini? Kenapa bisa begini?'' sahutnya pelan. Kembali dicatnya lagi,namun sia2. Dia coba untuk memahatnya,namu­n tetap kembali kebentuk semula. Sepanjang malam itu ia tidak pernah menyerah. Terus dan terus dikerjakannya,t­etap tidak ada hasil.

'TOKK.. TOKK.. TOKK..' terdengar pintu diketuk. Dilihatnya jam sudah pukul 6 pagi dan ayam sudah berkokok. 'KREKK..'' dibukanya pintu. ''Udah siap kek?'' tanya kedua orang tadi. ''Be,belum nak. Sepertinya kakek gak bisa memperbaikinya.­ Maaf ya'' kata kakek. ''Kenapa?'' tanya mereka marah. ''Kakek juga gak tahu'' jawabnya dengan gemetar.

''Kau mau mati ya?? Ha..'' kata si pria mengancam dengan wajah yang mulai terlihat seram dan mata berwarna merah.
''Oke,kami kasi kau waktu. Besok malam kami kembali lagi'' kata mereka sambil berlalu pergi. Kek Paijo terdiam ketakutan dan mengerutkan dahinya.

Sepanjang hari ia habiskan waktunya hanya fokus untuk menyelesaikan nisan itu. Keringat berkucuran membasahi baju kakek yang sudah terlihat renta itu. Pekerjaannya selalu sia2,lagi2 nisan2 itu selalu kembali kebentuk semula.
Si kakek sudah habis akal. Akhirnya ia putuskan untuk menyelidiki apa sebenarnya yang terjadi. Lalu ia putuskan sore itu untuk pergi meninggalkan gubuknya dan pergi menuju area pemakaman yang ada didesa itu. Kedua nisan itu ditinggalnya begitu saja.

Sesampainya ia,samar2 ia lihat kedalam area pemakaman itu,terdapat dua makam yang terlihat begitu aneh. Ia mencoba untuk mengetahuinya. Pelan2 didekatinya dan alangkah terkejutnya setelah ia melihat makam itu berlubang,seper­ti sudah terbongkar. Tidak ada batu nisan terletak diatasnya.
Ia pun berlari sekuat tenaga untuk kembali kegubuknya karena malam sudah hampir datang. Disusunnya semua barang2 untuk segera pindah dari situ. Tiba2...

'TOKK.. TOKK.. TOKK..' suara ketukan pintu. Kek Paijo terdiam seketika sambil melihat kearah pintu. Dilihatnya jam sudah pukul 7 malam. ''Ya Tuhan,cepat sekali'' katanya dalam hati. 'TOKK.. TOKK.. TOKK..' terdengar lagi semakin keras. Ia ketakutan. Bulu kuduknya berdiri. Dipandanginya kedua nisan itu. 'TOKK..TOKK..TO­KK..' semakin keras. Ia berlari sembunyi dibawah tempat tidurnya.

'TOKK.. TOKK.. TOKK..'. ''Kek,kek,buka kek..'' Kek Paijo mendengar suara seorang pemuda memanggil. ''Siapa itu? Apa itu kamu No?'' tanyanya sambil keluar dari persembunyianny­a. Ia pun merasa sedikit lega dan berlari membukakan pintu. 'KREKK..' dibukanya tapi tidak ada seorangpun diluar. Dipandanginya sekeliling,yang­ tampak hanya kegelapan malam. Ditutupnya lagi pintu itu. Jantungnya berdetak kencang dan buru2 ia menyusun barang2nya lagi.

'TOKK.. TOKK.. TOKK..' terdengar lagi. ''Ya Tuhan,tolong aku'' katanya sambil berlari sembunyi lagi sambil mematikan semua lampu. 'TOKK.. TOKK.. TOKK..' semakin keras. Kek Paijo tetap tiarap dibawah kasur. Tiba2 tidak terdengar lagi dan hening.
Lalu,didengarny­a batu nisan itu bergeser dari tempatnya. Seperti ada yang mengambilnya. Didengarnya lagi seperti ada suara langkah kaki mendekati kamarnya. Semakin lama semakin dekat kearahnya. Ditutupnya kedua matanya sambil memohon doa.

Dilihatnya ada dua pasang kaki berdiri tepat didepan wajahnya. Tiba2, 'PAKK.. PAKK.. PAKK..' kepala Kek Paijo berdarah2 dihantam kedua batu nisan itu. 'PAKK.. PAKK..' dihantam lagi. Kek Paijo pun tewas dengan wajah yang sudah tidak berbentuk. Kedua biji matanya pecah.
Keesokan harinya,warga yang hendak memesan batu nisan,melihat suatu gundukan tanah tepat didepan gubuk Kek Paijo dan terdapat sebuah batu nisan bertuliskan 'PAIJO'.
_SELESAI_

0 Response to "Batu Nisan"

Posting Komentar