The Doctor



Begitu sialnya aku sampai-sampai aku masuk tempat yang kubenci yaitu rumah sakit. Mungkin memang ini hari sialku, karena aku kecelakaan motor karena mengebut, hehehe memang salahku juga sih. Aku tak begitu betah di rumah sakit ini, bau obat-obatan sangat menyengat membuatku terkadang terbatuk-batuk. Tapi, karena lukaku parah, aku harus berada di rumah sakit cukup lama. Memang keadaanku sangat mengenaskan, kaki kiriku patah dan harus disambung dan luka di tubuhku cukup banyak.

Keluargaku dan teman-temanku pun tekadang menengokku dan membawa buah-buahan dan makanan kesukaanku. Tetapi, aku masih merasa kesepian karena mereka pasti akan pulang lagi kerumah mereka masing-masing.
Suatu hari hanya 1 orang temanku yang menjengukku ia bernama Tommy, Tommy lumayan pendiam dan tak teralu pandai bergaul. Tetapi, ia salah satu sahabatku. Tommy duduk disampingku sambil mengupas sebuah apel

“Chris, aku ingin menceritakan tentang rumah sakit ini”kata Tommy, aku menatapnya
“Cerita apa?”tanyaku
“Cerita seram tentang rumah sakit ini”Aku langsung semangat, aku sangat menyukai cerita horror.
“Cepatlah ceritakan”
“Baiklah, dahulu di rumah sakit ini ada seorang dokter umum yang sangat ingin menjadi dokter bedah. Tetapi, setiap kali ia di tes, ia selalu gagal. Ia selalu memohon-mohon agar ia menjadi dokter bedah. Tetapi, mereka tak pernah menyetujuinya. Dan akhirnya, setiap malam jum’at tengah malam, ia selalu menculik pasien yang selalu keluar malam-malam pada malam itu. Dan dokter itu membedah pasien itu sebagai percobaan, ia meninggal karena tubuhnya terbakar tetapi tak tahu apa penyebabnya sampai saat ini. Sampai sekarang terkadang para pasien menghilang dan semua orang percaya bahwa mereka diculik “ cerita Tommy. Aku terdiam mendengar Cerita Tommy, aku tidak takut dengan hantu. Bahkan, aku tak percaya dengan urban legend atau legenda apapun.

“Ok… hey Tommy apakah kau akan disini sampai besok?”Tanyaku. Tommy menatapku
“Ya tentu saja jika kau mau, aku akan menemanimu. Dan sebenarnya aku berniat akan menemanimu terus”Kata Tommy. Aku tersenyum, sejujurnya aku ingin membuktikan kepada Tommy bahwa Urban legend yang telah ia ceritakan tak benar, sama sekali tak nyata. Dan untungnya, mala mini adalah malam Jum’at.

Saat tengah malam aku terbangun dari tidurku, dan aku bangkit dari tempat tidurku dan berniat bberjalan menuju pintu. Saat aku akan membuka pintu Tommy bangun dari tidurnya.
“Chris, apa yang akan kau lakukan?”Tanya Tommy, aku menghela nafas.
“Aku akan membuktikan padamu bahwa urban legend itu tak nyata”Jawabku
“chris! Cerita itu benar!!!”seru Tommy
“Sudahlah, aku akan membuktikannya”Kataku lagi. Aku membuka pintu dan keluar dari kamar.

“Christoper! Masuk sekarang!”Seru Tommy dari dalam kamar rumah sakit. Aku membiarkannya dan tak peduli kepada seruan Tommy. Aku melihat kiri-kanan tapi tak ada apa-apa. Aku tersenyum, benar saja urban legend itu tak nyata. Tak lama kemudian setelah aku berfikiran seperti itu, seseorang mendekap mulutku dan aku pingsan.

Aku terbangun di sebuah ruangan yang remang-remang dan ruangan itu sanagt berdebu dan kumuh, seperti gudang. Aku tak bisa menggerakan kaki dan tangan ku! Oh sial! Aku telah diikat di sebuah kasur, tak lama kemudian seseorang yang bertopeng, dia membawa sebuah pisau bedah. Tubuhku gemetaran, keringat dingin mengucur dari dahiku. Aku ketakutan setengah mati, dia mendekatiku dan berdiri di sampingku, dia tak berbicara sepatah kata pun. 

Dia mengangkat tangannya yang membawa pisau bedah itu, dan dia menggoreskan pisau itu pada dadaku, aku rasa ia ingin membedahku!. Aku merasakan sakit yang amat sangat, semua mulai terlihat buram saat ia terus menggores dadaku. Sebelum semua menjadi gelap, yang terakhir aku lihat adalah Tommy yang sedang berdiri di belakang dokter itu.

“AKu sudah memperingatkanmu kau tetap tak menurut. Aku sudah menjadi korbannya, maka sebab itu aku memperingatkanmu” dan akhirnya semua menjadi gelap.

0 Response to "The Doctor"

Posting Komentar